Minggu, 14 Oktober 2012

Cinta itu ....

Suatu sore, di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Yogyakarta. Hari Sabtu. Belum waktunya makan malam, tapi kami berempat memang butuh bicara. Gw dan 3 orang teman. Tidak penting namanya, apalagi nama pembantunya. Mari kita sebut dengan inisial abjad saja. Gw, A, B, dan C. Seandainya ada D, E dan K, mungkin kami masuk ke nama multivitamin.

A, adalah seorang wanita, umur 20-an tengah. Orang yang paling dewasa diantara kami, yang pernah gagal dalam percintaan, tapi selalu optimis bahwa akan ada laki-laki yang tepat untuk dia. Dia suka laki-laki lebih muda, tapi dia jelas bukan Yuni Shara.

B, adalah seorang laki-laki, umur 20-an awal. Orang yang cukup bisa diandalkan ketika kami sedang kesusahan, terutama ketika masalah air mati. Tidak, dia bukan tukang ledeng, tapi walaupun dia mampu untuk itu, dia lebih suka kerja di Bank. Keren katanya, ketika awal masuk. Setahun kemudian, ketika gw tanya tentang pekerjaan, dia bilang ke gw 'ASU". Singkat, tapi dalam maknanya.

C, adalah seorang wanita, umur 19an akhir. Mungkin orang yang paling depresi diantara kami. Badannya montok, wajahnya cukup menarik. Berat badannya cukup proporsional dengan ukuran paha kiri 2 kali lipat paha kanannya (yak, gw bercanda soal itu). Dia mabuk cinta, minum sari cinta terlalu banyak, lalu jackpot. Kali ini dia terlalu kelewatan memaknai cinta.
Jelas sekali, karena C, maka kami berkumpul
disini.

Singkatnya, C adalah wanita yang percaya bahwa cinta itu menyenangkan dan tidak ada keraguan didalamnya. Seperti kebanyakan wanita, maka dia jatuh cinta. Kepada seorang laki-laki ; olahragawan, macho, dada bidang, tinggi, dan yang paling penting, laki-laki itu tidak suka Teletubies (oke, gk penting). Seberapa dalam cintanya, itu juga gk penting. C akan selalu mau ketika laki-laki macho itu membawanya. C dan si macho terpisah cinta LDR : Bandung-Yogyakarta

B, dia mungkin orang yang belum pernah merasakan cinta sejati. Dia punya koleksi poster SNSD dikamarnya dan dia selalu bilang "Gw ditakdirkan untuk jadi suami mereka". Ketika gw nunjukin foto Bp SBY di sebuah gedung, dia bilang "Suatu saat, gw akan jadi menantunya.". Yak, makan tuh anak-anak cowok Bp SBY.

B selalu bilang kepada C untuk berhati-hati memilih pendamping. Bukan hanya masalah tampang dan body, tapi pendamping itu lebih kepada soal kasih sayang dan saling berbagi. B selalu bilang, laki-laki macho itu tidak benar, tidak bisa dipercaya, banyak menyembunyikan sesuatu dan segala hal yang buruk. B selalau bilang, C sudah seharusnya meninggalkan laki-laki macho itu.

A? Tidak, dia tidak pernah memberi saran. Dia mungkin berpikir C sudah mengerti dan dewasa bagaimana menjalani hidup. Maka dia membiarkan C memilih jalan hidupnya dan A akhirnya memilih untuk bertapa mencari petunjuk membuat dadar gulung yang enak.

Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berjalan, gerobak es walls berkeliaran tanpa satupun yang menyediakan Magnum. Susah bener nyarinya.

Okey, C makin lama makin jatuh cinta, sementara seperti kata B, sepertinya memang ada yang disembunyikan oleh si lelaki macho itu.

Seperti kata pepatah, "Ikan tongkol busuk dibungkus alumunium foil pun, pasti akan tercium busuknya". Yes, keburukan tak selamanya bisa disembunyikan rapat-rapat. Yang busuk pasti tercium busuk, yang bau silakan pakai deodoran.

Si lelaki macho ternyata, sudah beristrikan wanita lain. Si Istri sudah hamil beberapa bulan.

C shock, dia menangis sejadi-jadinya. Dia keluar dari rumah, membawa lari sedan putihnya menuju rumah B yang sekiranya dapat meredakan kesedihannya. Dia belum mandi, pokoknya yang penting dandan. Sempet mogok dijalan, sampe minta bantu orang. Koplingnya rusak ternyata. Susah dibenerin. Manggil montir. Eh, sebelum montir datang, mobil udah bisa jalan. Percuma deh beli es cendol buat nungguin. Akhirnya dia sebel. Dia marah. Dia lupa soal putus cintanya. Es cendolnya ditelen dalam sekali tegukan.

Akhirnya, gara-gara itu dia mengajak gw, A dan B untuk nongkrong. Untuk mengobati karena beli udah beli es cendol tapi ga bisa nikmatin lama, akhirnya kita makan sosis so nice sampe kenyang.

Semoga cerita gk penting ini, menjadi bahan renungan kita semua :

Yang namanya hubungan cinta itu, memang lebih baik meminimalisir rahasia untuk kepentingan berdua
Jatuh cinta itu indah, menyakiti cinta itu perih. Jangan pernah menyakiti cinta, kalau memang sudah gk cinta, putus baik-baik ya (kalo baik2 gk mungkin putus)
Es cendol itu enak dinikmati pelan-pelan, jangan dalam sekali tegukan. Awas keselek, ntar keluar dari hidung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah anda baca, gila tidak ditanggung ^^